Konon, Ikan Jelmaan Si Boru Nauli & Anaknya Sering Menampakkan Diri

1214
Foto: Net Nelayan di Danau Toba.
Foto: Net
Nelayan di Danau Toba.

BATAK.CO – Pernah dengar kisah asal mula terjadinya Danau Toba? Tentang seekor ikan yang menjelma menjadi seorang wanita dan menjadi istri seorang pemuda. Setelah berumah tangga, mereka memiliki seorang anak laki-laki yang diberi nama Samosir.
Suatu kali, Samosir disuruh ibunya mengantar bekal ke sawah tempat ayahnya bekerja. Namun karena lapar, di tengah jalan Samosir memakan bekal untuk ayahnya. Tak ayal, sang ayah yang juga sudah lapar marah-marah saat mengetahui bekalnya sudah dihabiskan. Ia pun memaki sang anak dan mengatainya: Dasar anak ikan!
Sang ibu yang pengaduan anaknya tentang itu menjadi sangat sedih, dan berdoa agar dirinya kembali ke wujud semula sebagai ikan.
Konon, turunlah hujan deras dan mata air meluap dari bumi membentuk genangan air hingga membentuk Danau Toba. Sementara sang ibu kembali ke wujudnya smeula sebagai ikan.
Tak jelas bagaimana akhir ceritanya. Ada yang menyebut, hanya ibu yang kembali ke wujud ikan, sementara anaknya selamat. Ada yang menyebut, ibu dan anak kembali ke wujud ikan. Sedang sang ayah mati tenggelam. Ataukah ketiganya menjadi berwujud ikan?
Konon menurut cerita para partao (para nelayan), dan orang-orang yang tinggal di pinggiran Danau Toba, si boru nauli penjelmaan ikan dan anaknya masih hidup di perairan Danau Toba. Di Danau Toba konon ada 3 ekor ikan mas yang sangat besar. Ketiga ikan itu memiliki 3 warna khas bangso Batak (bonang manalu), yaitu merah, hitam, dan putih.
Menurut masyarakat partopi tao yang bekerja sebagai pencari ikan maupun pengemudi perahu transportasi, ketiga ekor ikan tersebut terkadang terlihat melintasi tao (danau) bersama rombongannya. Bahkan sebagian partai mengaku sudah berulang kali melihat “penampakan”-nya. Baik partao yang tinggal di Balige, Parapat, Pangururan, kawasan Haranggaol dan Tongging.
Sebutan terhadap ikan-ikan raksasa itu berbeda di setiap daerah. Di Parapat, misalnya, orang menyebutnya dengan namboru (bibi), sedangkan di kawasan Tao Silalahi disebut dengan turbo.
Ikan-ikan tersebut memiliki tiga ukuran yang berbeda. Satu berukuran perahu kecil (solu) atau kurang lebih 4 meter. Yang dua ekor lagi diperkirakan berukuran antara 6 sampai 10 meter.
Nelayan di perairan Danau Toba mengaku selalu gelisah apabila rombongan tersebut terlihat melintas. Mengapa? Karena doton (jala untuk menjaring ikan) yang mereka pasang selalu robek jika dilintasi rombongan ikan ini.
Meski demikian, sebagian nelayan mengaku justru beruntung karena terkadang rombongan itu ’meninggalkan’ seekor ikan mas berukuran 2-3 kg di jaring doton yang masih tersisa.
Bagi yang sudah mengerti mahluk apa yang mereka lihat itu, akan berdiam diri melihat. Mereka yakin, makhluk-makhluk itu adalah penunggu yang mendiami danau vulkanik terluas dan tertinggi di dunia itu.
Danau Toba memang banyak menyimpan misteri yang belum dapat dijelaskan dengan ilmu pengetahuan dan logika manusia. Makanya danau ini juga menyimpan penjelasan metafisika yang kaya, mulai dari legenda hingga kebudayaan yang berakar dari karakter Danau Toba sendiri. (bbs/mea)

Komen Facebook